Apa Urgensi Berekonomi Sesuai Syariah ?

GUSTANI.ID - Ekonomi syariah bukanlah barang baru yang baru hadir belakangan ini, namun ia hadir bersamaan dengan diturunkannya risalah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Ekonomi Islam adalah bagian dari Islam itu sendiri, tidak ada dikotomi antara Ekonomi dan Islam, ia satu kesatuan. 

Foto : NGAOS : Ngaji Asyik Ekonomi Syariah 


Kita masih mendapatkan seorang muslim yang abai akan hal ini, yaitu menganggap berekonomi itu ga perlu bawa-bawa Agama. Pemikiran ini menyebabkan berekonominya tidak ada arah, hanya sebatas memenuhi urusan peruh. Padahal berekonomi bukan sekedar urusan perut tapi ada urusan Ibadah didalamnya, dan ada konsekuensi pahala dan dosa didalamnya.

Lantas apa urgensi kita berekonomi sesuai syariah ?

1. Urusan Ekonomi adalah Bagian dari Urusan Islam

Islam adalah agama yang mengatur seluruh urusan hidup seorang muslim. Islam mencakup 3 aspek yaitu Aqidah, Syariah, dan Akhlak. Aqidah berurusan dengan kepercayaan kita kepada Allah dan rukun Iman yang lainnya. Ia ada dalam hati seseorang. Syariah mencakup aturan hubungan kita dengan Allah dalam bentuk Ibadah vertikal kita, seperti shalat, puasa, zikir, tilawah, dll. Syariah juga mengatur hubungan kita antar sesama manusia dan makhluk lainnya, yang disebut Muamalah. Muamalah mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam hal Sosial, Hukum, Politik, dan termasuk urusan Ekonomi. Sehingga dari sini kita dapat melihat bahwa Islam mengatur urusan ekonomi, dan ekonomi adalah bagian dari Islam itu sendiri. Oleh karena itu mengabaikan Islam dalam urusan ekonomi sama saja dengan menganggap Islam itu parsial, padahal Allah memerintahkan kita untuk berislam dengan kaffah :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ - ٢٠٨

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu"


2. Urusan Ekonomi adalah Urusan Terbesar Dalam Hidup

Coba perhatikan seluruh aktivitas kita dalam sehari - semalam 24 jam. Identifikasi urusan apa yang paling banyak kita pikirkan dan kerjakan ? Shalatkah ? Tidurkah ? Makan dan minumkah ? atau Kerja ? Ya, porsi hidup kita dalam sehari semalam banyak disibukan dengan urusan berekonomi. Minimal 1/3 atau 8 jam sesuai dengan aturan 8 jam kerja dari pemerintah. Betapa meruginya kita, jika urusan terbesar dalam hidup kita ini tidak memiliki nilai apa- apa di sisi Allah karena Islam tidak kita bawa dalam berekonomi.

3. Urusan Terbesar di Akhirat Pun Ekonomi

Rasulullah SAW bersabda :

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.

“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2416)

Lima perkara yang akan dipertanyakan oleh Allah SWT pada hari pembalasan kelak adalah urusan :

  1. Umur
  2. Masa muda
  3. Harta
  4. Harta
  5. Ilmu
Dua dari lima hal yang ditanya adalah urusan harta alias urusan ekonomi, dari mana diperoleh ? dan untuk apa dibelanjakan ?

Memastikan urusan ekonomi kita agar sesuai dengan ketentuan syariah adalah hal mutlak yang harus kita lakukan, sebab urusan ekonomi menjadi perkara yang besar kelak di akhirat dalam pertanggungjawabannya.

4. Berekonomi adalah Ibadah

Karena berekonomi adalah bagian dari Islam, maka berekonomi adalah Ibadah jika diniatkan karena Allah dengan ucapan BISMILLAH diawal kerja. Mulailah setiap aktivitas ekonomi kita dengan Basmallah agar ada nilai pahala di sisi Allah. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِـ : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَبْتَرُ

“Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan tersebut terputus berkahnya.” (HR. Al-Khatib dalam Al-Jami’)


5. Berekonomi adalah Perkara yang Disukai Allah

Bekerja adalah perkara yang lebih disukai Allah daripada mengulurkan tangan meminta pertolongan dari orang lain. 

Rasulullah SAW bersabda :

” Sesungguhnya apabila seseorang diantara kamu semua itu mengambil tambangnya kemudian mencari kayu bakar dan diletakkan diatas punggungnya, hal itu adalah lebih baik dari pada ia mendatangi seseorang yang telah dikarunai oleh Allah dari keutamaan-Nya, kemudian meminta-minta dari kawannya, adakalanya diberi dan ada kalanya ditolak.” (HR. Bukhari dan Muslim).



Semoga seluruh aktivitas ekonomi diridhoi Allah SWT sehingga hidup kita berkah dunia dan akhirat. wallahua'lam.

Berikut ini adalah video acara NGAOS : Ngaji Asyik Ekonomi Syariah dengan tema Urgensi Ekonomi Syariah 




Terimakasih telah berkunjung ke blog Gustani.ID, Semoga bermanfaat !
EmoticonEmoticon