DAULAH UTSMANIYYAH DAN BUKTI PERGILIRAN PERADABAN UMAT MANUSIA


...dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (Ali Imran 140).

Sebelum menjadi sebuah daulah yang berdiri sendiri, bangsa ini merupakan bagian dari kisah kejayaan daulah Abbasiyah. Dibawah kekhalifahan Abbasiyah, bangsa Turki membentuk sebuah negara yang diberi nama Negara Saljuqiyyah. Dan disaat daulah Abbasiyah berada pada jurang kehancuran, mereka mendirikan sebuah daulah yang diberi nama Daulah Utsmaniyah.
Pendiri pertama Daulah Utsmaniyyah adalah Utsman Khan Al Ghazi. Ia adalah seorang yang dikenal dengan keberanian, kedalaman hikmah, kesabaran, kekuatan iman, keadilan, memegang janji, dan keikhlasan dalam berjuang. Kehidupanya dipenuhi gelora jihad dan dakwan dijalan Allah. Beliau juga menaruh perhatian terhadap institusi keilmuan dan institusi militer.
Saat Utsman meninggal, dia telah mewariskan kekhalifahan Utsmani dengan luas 16.000 km persegi. Dengan negara yang baru lahir itu, dia telah menembus Laut Marmarah, dengan bala tentaranya dia telah berhasil mengancam dua kota utama Byzantium kala itu yakni Azniq dan Burshah.  Kemudian tampuk kepemimpinan beliau dilanjutkan oleh keturunan beliau.
Daulah Utsmaniyah berkuasa selama tujuh abad, bermula dari pada tahun 699 H/1299 M dan berakhir pada tahun 1338 H/1918 M. Wilayah kekuasaan sampai merambah ke tiga benua yaitu Asia, Eropa, dan Afrika. Selama tujuh abad, ada 36 amirul mukmin atau sultan yang memimpin Daulah Utsmaniyah.
Prestasi terbesar yang diraih Daulah Utsmaniyah adalah merealisasikan hadist Rasulullah saw, yang disabdakan 8 abad sebelumnya:
“konstatinopel pasti akan dibebaskan di tangan seorang pemuda, maka sebaik-baik pemimpin adalah pemimpinnya, dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan tersebut” (HR.Ahmad)
Kota Konstatinopel adalah kota penting di dunia yang didirikan oleh Raja Konstantin I, pada tahun 330 M. Kota tersebut terletak di daerah yang sangat strategis sehingga dikatakan andaikan dunia ini sebuah kerajaan maka ibu kota yang paling tetap adalah Konstatinopel. Konstatinopel dapat ditaklukkan pada masa kekhalifahan Muhammad Al Fatih. Penaklukan dipimpin langsung oleh beliau pada hari kamis, 26 Rabiul awwal 857 H, atau 6 April 1453 M, bersama 250.000 pasukannya. Ketika konstatinopel ditaklukan umur belaiu baru menginjak 24 tahun.
Kemudian salah satu pemimpin terbaik lainya yang pernah memimpin daulah utsmaniyah adalah Sulaiman Al-Qanuni. Beliau mampu menyatukan dua kedaulatan, di darat dan di laut, dan menyatukan dua kekuasaan, politik dan spiritual.
Abul Hasan Ali Al Hasani an Nadwi menjelaskan tentang keistimewaan bangsa Turki pada masa itu adalah pertama, bangsa Turki adalah bangsa yang penuh mobilitas, bersemangat tinggi, berpandangan jauh, dan berjiwa perjuangan. Kedua, mereka memiliki kemampuan luar biasa dan dengan kesanggupannya itu mereka dapat meluaskan kekuasaan Islam secara fisik dan spiritual.
Setalah meninggalnya sultan Sulaiman al Qanuni dan mendekati akhir Daulah Utsmaniyyah, racun-racun peradaban mulai menjangkiti pemimpin dan rakyatnya. Ada 8 sebab kemunduran Daulah Utsmaniyyah generasi akhir hingga mencapai titik terendahnya.
1.           Biasnya loyalitas terhadap ulama Islam. Pemahaman loyalitas generasi akhir Utsmaniyyah telah melenceng, mereka mengambil musuh-musuh Allah sebagai sahabat setia dan tiruan, sedangkan ulama di pinggirkan.
2.      Menyempitnya pemahaman ibadah. Para pemimpin dan kaum muslimin pada masa itu mulai memandang bahwa ibadah hanya ritual semata dan tidak menjadikan agenda pembangunan umat bagian dari ibadah.
3.           Hilangnya ruh Islam dalam setiap aktivitas politik para penguasa saat itu.
4.            Fenomena syirik dan khurafat makin merebak. Aliran-aliran akidah yang menyimpang semakin subur.
5.           Lembaga-lembaga penting yang memengaruhi maslahat umat malah dipegang oleh orang-orang yang hanya memikirkan perut, syahwat, dan kemewahan.
6.         Keilmuan dan pintu-pintu ijtihad yang menjadi mata air peradaban keilmuan umat tertutup rapat. Diakhir-akhir daulah Utsmaniyyah, setiap ulama yang berijtihad dianggap melakukan dosa besar, dan bahkan dianggap kafir.
7.    Masuknya pemikiran-pemikiran barat, metodelogi barat, kebudayaan barat, keilmuan barat, peradaban barat, kesenian dan sesastaraan barat.
8.    Perselisihan dan perpecahan. Ini merupakan sebab yang paling mematikan bagi rontoknya kekuatan politik kaum muslimin saat itu.
Disaat Daulah Utsmaniyyah berada pada titik kehancuran, Eropa terus mendaki ke puncak dengan menyusun kekuatan dan persatuan. Kebangkitan eropa merupakan buah dari sekularisme yang mereka anut. Disaat yang bersamaan pula bangsa Muslim timur tengah tergiur dengan kemajuan eropa yang baru bangkit itu lalu mencoba dan meniru mereka dan meninggalkan agama. Paham sekuler pertama kali dibawa oleh Musthafa Kemal Pasha. Dan sistem kekhalifahan pun dihilangkan dari Turki. Setelah Runtuhnya Dulah Utsmaniyyah, maka terpecah menjadi beberapa negara kecil. Hampir seluruh negara-negara tersebut berada dibawah penjajahan kolonial eropa.
Ditengah keterpurukan umat muslim, muncul beberapa tokoh-tokoh Islam, yang mencoba membangun kembali peradaban Islam. Mencoba melawan arus sekularisme dan imperalisme. Beberapa tokoh diantaranya adalah Jamaluddin al Afghani dengan Pan Islamisme. Kemudian ada Muahammad Abduh.
Kemudian datanglah pembaharu yang mengakomodasi semua gagasan yang ada yaitu Hasan Al Banna dengan organisasi Ikhwanul Muslimin yang berpusat di Mesir. Hanya dalam waktu 10 Tahun, organisasi ini telah menjadi organisasi besar yang mempu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan negara, seperti pendidikan, kesehatan, perpolotikan, ekonomi, sosial, dan budaya. Perkembangan yang pesat ini, membuat khawatir pemikir-pemikir barat. Hamilton Gibb dalam bukunya merekomendasikan kepada Inggris bahwa Hasan Al Banna adalah ancaman bagi barat. Atas rekomendasi tersebut, terjadi usaha-usaha pembunuhan terhadap beliau.
Setelah meletusnya PD II, terbentuklah dua kekuatan baru yang menguasai peradaban dunia, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Namun setelah keruntuhan Uni Soviet, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara adidaya saat ini. Kebijakan barat yang semula menjadikan komunis sebagai ancaman pun mengarahkan musuh utama kepada Islam. Pada tahun 1990-an, seorang ilmuan politik dari Harvard, Samuel P. Huntington menjadi sangat terkenal dengan mempopulerkan wacana the clash of civilizations (benturan antar peradaban). Melalui bukunya the clash of civilizations and the remaking of world order (1996), Huntington mengarahkan barat untuk memberikan perhatian khusus pada Islam.
Realitasnya saat ini umat Islam belum memiliki kekuatan politik untuk mampu berdiri tegak berhadapan dengan kekuatan barat. Betapa jelaslah firman Allah yang menggambarkan jungkir baliknya suatu peradaban adalah sebuah skenario dari Allah.
...dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada'. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim. (Ali Imran 140).
Kaidah peradaban ini memberikan keyakinan kepada umat Islam bahwa sekuat apapun sebuah peradaban saat ini maka akan ada masa akhir dan batas waktunya. Bahkan pergiliran itu sudah mulai tampak saat ini.




Terimakasih telah berkunjung ke blog Gustani.ID, Semoga bermanfaat !
EmoticonEmoticon