Shalat Dhuha: Pengertian, Hukum, Waktu, Jumlah Raka'at, dan Keutamaan

GUSTANI.ID - Salah satu shalat sunnah yang memiliki banyak keutamaan bagi yang melaksanakannya adalah shalat dhuha. Berikut ini akan dibahas pengertian, hukum, waktu, jumlah rakaat, dan keutaaman dari shalat dhuha.

A. Pengertian

Dhuha secara bahasa artinya waktu terbitnya matahari atau naiknya matahari. Sedangkan menurut istilah ahli fiqih, dhuha adalah waktu antara naiknya matahari sampai menjelang zawal (tergelincir matahari). Jadi shalat Dhuha artinya shalat sunnah yang dilakukan pada waktu antara naiknya matahari sampai menjelang tergelincirnya matahari.

B. Hukum Shalat Dhuha

Ulama berselisih pendapat tentang hukum shalat Dhuha, diantaranya:

  1. Kebanyakan ulama berpendapat bahwa shalat Dhuha hukumnya sunnah secara mutlak, dan sebaiknya seseorang bisa membiasakannya setiap hari. Mereka berdalil beberapa hadist, diantaranya :Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata : “Kekasih saya (Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam) telah berwasiat kepada saya dengan tiga perkara : Puasa tiga hari dalam setiap bulan, shalat dua raka’at di waktu Dhuha, dan shalat Witir sebelum tidur”. (HR. Bukhori dan Muslim)
  2. Disunnahkan dilakukan kadang-kadang, tidak terus menerus. Diantara dalil yang dipakai pendapat ini adalah Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata : “Sungguh apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan suatu amalan padahal beliau senang melakukannya, maka itu karena beliau khawatir manusia akan ikut melakukannya lalu diwajibkan atas meraka. Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melaksanakan shalat Dhuha sama sekali, tapi aku sendiri sungguh melakukannya.” (HR Muttafaqun’alaih)
  3. Tidak disunnahkan kecuali apabila ada sebabnya, seperti ketika seseorang luput shalat malam maka disunnahkan baginya untuk mengqadha’-nya diwaktu Dhuha

C. Waktu Shalat Dhuha

Rasulullah menggambarkan waktu dhuha adalah waktu dimana anak unta telah merasakan kepanasan. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Rasulullah SAW keluar menemui penduduk Quba di saat mereka melaksanakan sholat dhuha, lalu Rasulullah SAW, bersabda : “Sholat dhuha dilakukan apabila anak anak unta telah merasa kepanasan (karena tersengat matahari)” ( H.R. Muslim).
Di Indonesia, waktu Dhuha adalah sekitar jam 07.30 sampai menjelang masuk waktu shalat Dzuhur. Namun yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan shalat dhuha adalah adanya waktu-waktu tertentu yang diharamkan untuk melaksanakan shalat. Waktu-waktu yang dilarang melakukan salat adalah:
  1. Ketika matahari terbit hingga naik setinggi ujung tombak (kurang lebih 4-5 meter) menurut penglihatan mata.
  2. Ketika matahari berada di puncak (tepat tengah hari) hingga bergesar ke arah barat.
  3. Ketika matahari mulai menguning menjelang terbenam, hingga terbenam.

D. Jumlah Raka’at Shalat Dhuha

1) Dua Raka’at
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Bagi masing-masing ruas dari anggota tubuh salah seorang di antara kalian harus dikeluarkan sedekah, Dan semua itu setara dengan ganjaran dua rakaat shalat Dhuha” (HR Muslim)

2) Empat Raka’at
Rasulullah SAW dari Allah yang Maha perkasa lagi Maha mulia, dimana Dia berfirman :”Wahai anak Adam, ruku’lah untuk-Ku empat rakaat di awal siang, niscaya Aku akan mencukupimu di akhir siang”. (HR At-Tirmidzi)

3) Enam Raka’at
Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengerjakan shalat Dhuha enam rakaat” (HR At-Tirmidzi)

4) Delapan Raka’at
Ummu Hani r.a bercerita :”Pada masa pembebasan kota Makkah, dia mendatangi Rasulullah SAW ketika beliau berada di atas tempat tinggi di Makkah. Rasulullah SAW beranjak menuju tempat mandinya, lalu Fathimah memasang tabir untuk beliau. Selanjutnya, Fatimah mengambilkan kain beliau dan menyelimutkannya kepada beliau. Setelah itu, beliau mengerjakan shalat Dhuha delapan rekaat” (HR Asy-Syaikhani)

5) Dua belas Raka’at
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah. Barangsiapa shalat empat rakaat, maka dia tetapkan termasuk orang-orang yang ahli ibadah. Barangsiapa mengerjakan enam rakaat maka akan diberikan kecukupan pada hari itu. Barangsiapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di Surga. Dan tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki karunia yang danugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya”. (HR. Ath-Thabrani)

E. Keutamaan Shalat Dhuha

1) Akan dibangunkan Istana disyurga
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha
sebanyak (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.(HR. Turmuzi dan Ibnu Majah)

2) Membuka pintu rezeki
Rasulullah SAW bersabda: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rejeki dan menolak kefakiran. Dan tidak ada yang akan memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang bertaubat” (HR Muslim)

3) Mendapat ampunan Allah
Rasulullah SAW besabda: “Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

4) Pahalanya seperti pahala haji dan umrah
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah….(Shahih al-Targhib). Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna” (Shahih al-Jami)

5) Shalat Dhuha adalah shalat Awwabin
Tersebut dalam hadits Rasulullah saw yang lain bahwa shalat Dhuha adalah shalat Awwabin. Artinya, shalat yang merefleksikan sikap orang-orang yang senantiasa merujuk dan kembali kepada Allah swt dalam segala urusannya. “Shalat Awwabin dilakukan saat anak-anak unta mulai merasakan panasnya pasir sehingga mereka bangkit.” (HR Muslim)

Wallahua'lam. Semoga Bermanfaat !

Terimakasih telah berkunjung ke blog Gustani.ID, Semoga bermanfaat !
EmoticonEmoticon